Ust. Galih Gumelar

Ust. Galih Gumelar

Mengenal Pribadi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam

Penulis : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

1. Allah Ta’ala berfirman:

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran:164)

2. Allah Ta’ala berfirman:

“Katakanlah: “Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al Kahfi:11)

3. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: “Pada hari itulah aku dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim)

4. Rasullauh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma’ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.

5. Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta’ala:

“Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (QS. Al-Jin:20)

Nama dan Garis keturunan (Nasab) RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

1. Allah Ta’ala berfirman:

“Muhammad adalah Rasulullah.” (QS. Al Fath:29)

2. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di atas kedua kakiku, dan saya Al-’Aqib yang tidak ada Nabipun setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah menamakannya dengan “Raufur Rahim”

3. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenalkan dirinya kepada kita dengan beberapa nama: “Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Muqaffy (Nabi terakhir) dan Al Hasyir, saya Nabi At Taubah, Nabi Ar Rahman.” (HR. Muslim )

4. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidaklah kamu heran bagaimana Allah memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencaci dan melaknat saya (dengan sesutu) yang sangat tercela, dan saya adalah Muhammad.” (HR. Bukhari )

5. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah telah memilih dari keturunan Ismail Kinayah, dan dari Kinayah Allah memilih Quraisy, dari Quraisy Allah memilih bani Hasyim, dan dari bani Hasyim Allah memilih saya.” (HR. Muslim )

6. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:

“Namailah diri kalian dengan nama-nama saya, tapi janganlah kalian berkuniah (mengambil gelar) dengan kuniah saya. Karena sesungguhnya saya adalah Qasim sebagai pembagi diantara kalian.” (HR. Muslim )

RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, SEOLAH-OLAH KAMU MELIHATNYA

1. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling bagus bentuk penciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. (Muttafaq ‘Alaih)

2. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkulit putih dan berwajah elok. (HR. Muslim)

3. Bahwasanya badan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dadanya bidang, jenggotnya lebat, rambutnya sampai ke daun telinga, saya (Shahabat-pent) pernah melihatnya berpakaian merah, dan saya tidak pernah melihat yang lebih indah dari padanya. (HR. Bukhari)

4. Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepalanya besar, demikian juga kedua tangan dan kedua kakinya, serta tampan wajahnya. Saya (Shahabat-pent) belum pernah melihat orang yang seperti dia, baik sebelum maupun sesudahnya. (HR. Bukhari)

5. Bahwasanya wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bundar bagaikan Matahari dan Bulan. (HR. Muslim)

6. Bahwasanya apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam gembira, wajahnya menjadi bercahaya seolah-olah seperti belaian Bulan, dan kami semua mengetahui yang demikian itu. (Muttafaq ‘Alaih)

7. Bahwasanya tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa kecuali dengan senyum, dan apabila kamu memandangnya maka kamu akan menyangka bahwa beliau memakai celak pada kedua matanya, padahal beliau tidak memakai celak. (Hadits Hasan, Riwayat At Tirmidzi)

8. Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (HR. Bukhari)

9. Dari Jabir bin Samrah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan purnama. Saya memandang beliau sambil memandang bulan. Beliau mengenakan pakaian merah. Maka menurut saya beliau lebih indah daripada bulan.” (Dikeluarkan At Tirmidzi, dia berkata Hadits Hasan Gharib. Dan dishahihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh Adz-Dzahabi)

10. Dan betapa indahnya ucapan seorang penyair yang mensifati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sya’irnya:

“Si Putih diminta memohon hujan dari awan dengan wajahnya. Si Pemberi makan anak-anak yatim dan pelindung para janda.”

Sya’ir ini berasal dari kalamnya Abu Thalib yang disenandungkan oleh Ibnu Umar dan yang lain. Ketika itu kemarau melanda kaum muslimin, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon hujan untuk mereka dengan berdo’a: Allahummasqinaa (Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami), maka turunlah hujan. (HR. Bukhari)

Adapun makna dan sya’ir tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disifati dengan Si Putih diminta untuk menghadapkan wajahnya yang mulia kepada Allah dan berdo’a supaya diturunkan hujan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika beliau masih hidup, adapun setelah kematian beliau maka Khalifah Umar bin Al Khathab bertawasul dengan Al Abbas agar dia berdo’a meminta hujan dan mereka tidak bertawasul dengan beliau.

(Dinukil dari: Mengenal Pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , Penulis: Syaikh Muhammad Jamil Zainu. Alih bahasa: Mukhlish Zuhdi. Penerbit Yayasan Al-Madinah, Shafar 1419 H, hal. 11-16)

(anas fauzi)

Mengenal Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam

MediaMuslim.Info - Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma’ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.

Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta’ala: “Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (QS. Al-Jin:20)

Allah Ta’ala berfirman “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran:164)

Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah: “Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al Kahfi:11)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: “Pada hari itulah aku dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim)

Nama dan Garis keturunan (Nasab) RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

Allah Ta’ala berfirman: “Muhammad adalah Rasulullah.” (QS. Al Fath:29)

Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Saya memiliki lima nama: Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, saya Al-Hasyir yang manusia dikumpulkan di atas kedua kakiku, dan saya Al-’Aqib yang tidak ada Nabipun setelahnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan Allah menamakannya dengan “Raufur Rahim”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengenalkan dirinya kepada kita dengan beberapa nama: “Saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al Muqaffy (Nabi terakhir) dan Al Hasyir, saya Nabi At Taubah, Nabi Ar Rahman.” (HR. Muslim )

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tidaklah kamu heran bagaimana Allah memalingkan dari saya cacian orang-orang Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencaci dan melaknat saya (dengan sesutu) yang sangat tercela, dan saya adalah Muhammad.” (HR. Bukhari )

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah telah memilih dari keturunan Ismail Kinayah, dan dari Kinayah Allah memilih Quraisy, dari Quraisy Allah memilih bani Hasyim, dan dari bani Hasyim Allah memilih saya.” (HR. Muslim )

Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:
“Namailah diri kalian dengan nama-nama saya, tapi janganlah kalian berkuniah (mengambil gelar) dengan kuniah saya. Karena sesungguhnya saya adalah Qasim sebagai pembagi diantara kalian.” (HR. Muslim )
RASULULLAH Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, SEOLAH-OLAH KAMU MELIHATNYA

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling bagus bentuk penciptaannya, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. (Muttafaq ‘Alaih)

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkulit putih dan berwajah elok. (HR. Muslim)

Bahwasanya badan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dadanya bidang, jenggotnya lebat, rambutnya sampai ke daun telinga, saya (Shahabat-pent) pernah melihatnya berpakaian merah, dan saya tidak pernah melihat yang lebih indah dari padanya. (HR. Bukhari)

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepalanya besar, demikian juga kedua tangan dan kedua kakinya, serta tampan wajahnya. Saya (Shahabat-pent) belum pernah melihat orang yang seperti dia, baik sebelum maupun sesudahnya. (HR. Bukhari)

Bahwasanya wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bundar bagaikan Matahari dan Bulan. (HR. Muslim)

Bahwasanya apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam gembira, wajahnya menjadi bercahaya seolah-olah seperti belaian Bulan, dan kami semua mengetahui yang demikian itu. (Muttafaq ‘Alaih)

Bahwasanya tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa kecuali dengan senyum, dan apabila kamu memandangnya maka kamu akan menyangka bahwa beliau memakai celak pada kedua matanya, padahal beliau tidak memakai celak. (Hadits Hasan, Riwayat At Tirmidzi)

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata: “Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (HR. Bukhari)

Dari Jabir bin Samrah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan purnama. Saya memandang beliau sambil memandang bulan. Beliau mengenakan pakaian merah. Maka menurut saya beliau lebih indah daripada bulan.” (Dikeluarkan At Tirmidzi, dia berkata Hadits Hasan Gharib. Dan dishahihkan oleh Al Hakim serta disetujui oleh Adz-Dzahabi)

Dan betapa indahnya ucapan seorang penyair yang mensifati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sya’irnya:

“Si Putih diminta memohon hujan dari awan dengan wajahnya. Si Pemberi makan anak-anak yatim dan pelindung para janda.”

Sya’ir ini berasal dari kalamnya Abu Thalib yang disenandungkan oleh Ibnu Umar dan yang lain. Ketika itu kemarau melanda kaum muslimin, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memohon hujan untuk mereka dengan berdo’a: Allahummasqinaa (Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami), maka turunlah hujan. (HR. Bukhari)

Adapun makna dan sya’ir tersebut adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disifati dengan Si Putih diminta untuk menghadapkan wajahnya yang mulia kepada Allah dan berdo’a supaya diturunkan hujan kepada mereka. Hal itu terjadi ketika beliau masih hidup, adapun setelah kematian beliau maka Khalifah Umar bin Al Khathab bertawasul dengan Al Abbas agar dia berdo’a meminta hujan dan mereka tidak bertawasul dengan beliau.

(Dikutip dengan perubahan yang disesuaikan dari: Mengenal Pribadi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , Penulis: Syaikh Muhammad Jamil Zainu. Alih bahasa: Mukhlish Zuhdi. Penerbit Yayasan Al-Madinah, Shafar 1419 H, hal. 11-16)

Dzikir Asmaul Husna

Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ”

“ Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnyapun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi]

“[yaitu] Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir hati menjadi tentram.” [Ar-Ra’d : 28]

“ Karena itu ingatlah kepadaKu, niscaya Aku akan ingat kepadamu.. [Al-Baqarah : 152] “Maka apabila kamu telah selesai shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri,duduk dan di kala berbaring.”[An-Nisa:103]

“Katakanlah olehmu,” Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai Al-Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik).. [Al-Isra : 110]

Berbekallah untuk hari yang sudah pasti. Sesungguhnya kematian adalah muaranya manusia. Relakah dirimu menyertai segolongan orang.. Mereka membawa bekal sedang tanganmu hampa?

Dzikir Asmaul Husna setelah sholat..

AL FATEHAH

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM. ALHAMDULILLAAHI ROBBIL `ALAMIIN. ARROHMAANIRROHIIM. MALIKI YAUMIDDIIN. IYYAAKA NA`BUDU WA IYYAKA NASTAI`IN. IHDINASSHIROOTHOL MUSTAQIIM. SHIROOTHOL LADZIINA AN `AMTA `ALAIHIM GHOIRIL MAGHDZUUBI `ALAIHIM WALADDHOOLLIIN. AAMIIN.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian seluruh alam. Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembahdan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat bukan jalannya mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

YAA ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBI A’TINI MAHABBATAKA WA BIQURBI WA BI NAFSIK WA BIMA’RIFATIK.BIROHMATIKA YAA AR HAMAR ROHIMIIN.

Ya Allah hanya Engkau yang aku tuju.. akan kupersembahkan jiwa ragaku,hidup matiku untuk beribadat padaMu. Hanya ridhoMulah yang aku nanti, aku rela lahir dan batin untuk mencari ridhoMu, hanya kedekatanMulah yang aku nantikan.

ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN AKAL KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN HATI KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN RAGA KITA>>baca dalam hati]

SUBHALLAHI WALHAMDU LILLAHI WALA ILAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR [baca 3x]

Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah,tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.

LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIM

Tiada daya dan upaya kecuali milik Allah Yang Maha Agung

HASBIYAALLAH WA NI’MAL WAKIL NI’MAL MAULA WA NI’MAN NAZHIR Cukuplah Allah menjadi penolong bagiku dan Dia sebaik-baik penolong

LAA ILAHA ILLALLAH 7X MUHAMMADUR RASULULLAH 1x

Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah

ASMAUL HUSNA

BULAN I

HARI 1 : YAA ALLAH YAA RAHMAN : MAHA PENGASIH

HARI 2 : YAA ALLAH YAA RAHIM : MAHA PENYAYANG

HARI 3 : YAA ALLAH YAA MALIK : MAHA RAJA

HARI 4 : YAA ALLAH YAA QUDUUS : MAHA SUCI

HARI 5 : YAA ALLAH YAA SALAM : MAHA SEJAHTERA

HARI 6 : YAA ALLAH YAA MUKMIN : MAHA MENJAGA KEAMANAN

HARI 7 : YAA ALLAH YAA MUHAIMIN : MAHA MEMELIHARA

BERIKUTNYA MENGULANGI LAGI MULAI HARI 1 dan seterusnya

Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan kami tidak menampilkan seluruh isi Asmaul Husna, dikarenakan untuk mempelajari ajaran Asmaul Husna harus dibawah Bimbingan Ustad pembimbing.

Untuk lebih lengkapnya, silahkan datang ke Majlis Dzikir At-Tadzkir di Kotabumi Tangerang.

Tuntunan Dzikir At-Tadzkir oleh Bapak KH.M.Nur Gozhali.

Yang Merusak Hati

Perusak hati yang lima adalah: banyak bergaul, banyak berangan-angan, menggantungkan kepada selain Allah, kekenyangan, banyak tidur, dan pengaruh yang ditimbulkan karenanya serta ciri khas masing-masing pengaruh tersebut.

Ketahuilah bahwa hati itu cenderung kepada Allah SWT, dan hari akhirat, dan bisa membuka jalan kebenaran. Sedangkan lima hal tersebut memadamkan cahayanya, membutakan mata hatinya, menutup pendengarannya meski tidak sampai membuat tuli dan bisu, melemahkan kekuatannya dan kesehatannya. menghancurkan hasratnya, menghentikan keinginannya. Adapun yang sudah tidak merasakan kesemuanya ini adalah orang yang telah mati hatinya. Tidak bisa lagi merasakan kesakitan apabila dilukai. Hal ini merupakan penghalang baginya untuk mencapai kesempurnaannya dan memutus jalan menuju apa yang seharusnya dituju, serta menghalanginya dari kebahagiaan dan kenikmatan yang bisa ditujunya.

Tiada kenikmatan dan kesenangan serta kesempurnaan tanpa ma’rifat Allah SWT, kecintaan kepadaNya, ketenangan dalam berzikir kepadaNya, kesenangan sa#at berada dekat denganNya, kerinduan untuk bertemu denganNya. Inilah surgaNya di dunia, sebagaimana tiada kenikmatan di akhirat ataupun kemenangan kecuali berada di sisiNya di dalam Surga akhiratNya. Dia mempunyai dua surga, tidak bisa seseorang mencapai surga kedua sebelum mendapatkan surga pertama.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Saya mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: ‘Sesungguhnya di dunia ada surga. Barangsiapa belum memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat’.”

Beberapa orang yang mengerti berkata, “Sesungguhnya hati itu dilewati beberapa masa.” Saya katakan, “Apabila ahli surga dalam keadaan seperti itu, maka mereka dalam kehidupan yang baik.”

Orang-orang yang mencintai Allah berkata, “Orang-orang miskin di dunia adalah yang keluar dari dunia tanpa merasakan kenikmatan dunia. Apakah kenikmatannya? Yaitu kecintaan kepada Allah dan kerinduan untuk bertemu denganNya, menghadap kepadaNya dan menghindari selainNya.

Setiap orang yang mempunyai hati yang hidup merasakan hal ini. Nah, lima hal yang merusak hati tersebut merupakan penghalang dari kenikmatan ini, pembatas antara hati dan kenikmatannya serta menghalangi hati dari tujuannya serta menyebabkan bahaya dan penyakit baginya, meski tidak menimpa orang yang sakit, tetap dikhawatirkan akan menimpanya.

Disadur dari kitab Madarijus Salikin

Hakikat Zikir dan Doa

Kita bersyukur kepada Allah SWT, pada setiap peringatan momen-momen yang dianggap penting dan bersejarah, umat Islam Indonesia selalu melakukan kegiatan zikir dan doa bersama. Tentu hal ini adalah perbuatan yang sangat terpuji, karena zikir dan doa merupakan perintah Allah SWT dan karena itu dimasukkan ke dalam kategori ibadah. Firman Allah dalam QS Al-Ahzab ayat 41-42 yang artinya: ''Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya (41) Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang (42).'' Dan di dalam sebuah hadis riwayat imam empat dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah SAW bersabda: ''Sesungguhnya doa itu adalah ibadah.''
Peringatan satu tahun terjadinya musibah tsunami tanggal 26 Desember 2005 yang lalu, juga alhamdulillah diisi dengan dua kegiatan ini secara bersama-sama, baik dilakukan oleh masyarakat Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sendiri hampir di semua masjid dan meunasah, maupun oleh masyarakat Aceh yang tinggal di luar NAD. Demikian pula zikir dan doa ini dilakukan oleh hampir seluruh kaum muslimin Indonesia di luar NAD.
Tentu hal ini mengandung suatu makna yang sangat dalam, bahwa apapun yang terjadi hakikatnya berasal dari Allah SWT, dan karena itu seluruh kehidupan kita harus ditata dan dibangun kembali sesuai dengan ketentuan-Nya. Musibah yang terjadi pasti akan berubah menjadi nikmat dan rahmat, bila melahirkan kesadaran tauhid dan keimanan yang mendalam yang terefleksikan dalam perbuatan sehari-hari, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia.
Sebaliknya, musibah akan berubah menjadi azab dan laknat, apabila tidak melahirkan kesadaran dan keimanan sedikitpun. Maksiat tetap dilakukan, demikian pula kezaliman dan perbuatan merusak lainnya tetap dilaksanakan.
Karena itu, zikir dan doa pada hakikatnya adalah untuk mendorong kita bertobat dan bertingkah laku sesuai dengan aturan Allah SWT serta meninggalkan perbuatan-perbuatan yang mengundang murka-Nya. Semoga dengan berzikir dan berdoa, hati akan bertambah tenang, pikiran bertambah jernih, dan tingkah laku bertambah baik.
Harus diyakini bahwa orang yang bertakwa bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, akan tetapi orang yang kalau melakukan kesalahan segera bertobat dan tidak mengulangi kembali perbuatan salahnya itu. Hal ini sebagaimana dikemukakan pada QS Ali Imran ayat 135.

Obat Hati

Oleh : Ust. H. A. Abdul Hamzah LC, MPDi

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin. Nastainuhu wa nastagfiruh wanauzubillahi min zururi anfusina waa min sayyiati a’maalina man yahdiyallaahu fala mudillalaah, waa ma yudlil fala hali yalah
Asyhaduallailaaha illallah wahdahu laa syarikalah laa hulmulku walahul hamdu
yuhyi wa yumitu wahua alaa kulli syaiin kadir
Waassyaduanna muhammadarrasulullah madudzu rahmatan lil alamatin
basiran wa nasira wa sirajan munira
Allahuma ta salli wa taslim
Hasan nabiyyil karim wa ala alihi wa ashabihi
Waman tabiahum Bi ihsanin Ila yaumiddin

Hadirin dan hadirat
Peserta majelis talim yangg dimuliakan oleh Allah SWT, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah sama-sama mengagungkan Allah,SWT dengan lisan kita yang senantiasa mengucapkan Alhamdulillahi rabbillamin. Dan memuji dan mengagungkan Allah dengan perbuatan yaitu dengan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya dari segala masalah, masakil, muskilat, problem yang kita hadapi. Mengagungkan dan meminta pertolongan kepada Allah diwujudkan dengan senantiasa meminta ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan atau segala kekeliruan kekhilafan yang kita lakukan baik yang kita sengaja ataupun tidak. Mengagungkan dan bersyukur kepada Allah SWT diwujudkan dengan senantiasa berlindung atau memperlindungkan diri kepada Allah atas penyakit-penyakit yang akan menimpa hati kita, atau segala penyakit yang bisa menimpat hati kita. Kita berlindung kepada Allah SWT meminta petunjuk-Nya, meminta arahan-Nya supaya kita dihindari dari penyakit itu.
Kalaupun kita sudah dihinggapi oleh penyakit itu, maka kita minta petunjuk-Nya supaya segera disembuhkan.

Demikian juga memuji dan mengagungkan Allah SWT dengan senantiasa memperlindungkan diri kita kepada-Nya dari segala perbuatan-perbuatan kita yang jelek, perbuatan-perbuatan kita yang buruk, kita berlindung kepada Allah SWT. Sebab siapa saja yang sudah diberikan perlindungan Allah SWT, siapa saja yang sudah diberikan ampunan oleh Allah SWT, siapa saja yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tidak akan ada seorang pun yang mampu menyesatkannya kembali, tidak akan ada seorang pun yang mampu menjadikannya tersesat. Akan tetapi sebaliknya barangsiapa yang tidak diberikan petunjuk, tidak diampuni oleh Allah SWT, maka siapapun saja yang akan memberikan petunjuk kepadanya tidak akan pernah bisa.

Hadirin hadirat majelis ta’lim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Salawat dan salam senantiasa kita persembahkan kehadirat Nabi Besar Muhammad Saw. Putra Abdullah yang telah berjuang sekuat tenaga beliau dengan harta benda beliau dan nyawa beliau agar kalimat ”La ilaha illallah” sampai pada akhir zaman.

Hadirin sidang jamaah ta’lim yang saya hormati
Rasulullah Saw bersabda :
Alaa wa inna fil jazadi mudgah inzanu haq sallu al jazadu kullu wa in fasadath wasadath kullu ala wahiyal qalb.

Hadist Rasulullah ini diawali dengan kata Alaa. Di dalam bahasa Arab kata Alaa itu digunakan untuk menyadarkan orang. Mungkin ada diantara kita yang tidak sadar, dengan menyebut kata Alaa ini urop orang menjadi sadar kembali. Mungkin saja ada diantara kita yang lupa. Maka dengan menyebutkan kata Alaa di dalam bahasa Arab orang kembali ingat Allah. Alaa inna kemudian disambung dengan kata inna artinya apa bahwa informasi yang akan disampaikan Rasulullah ini berita atau warta yang dibawah oleh Rasulullah ini adalah betul-betul akan terjadi dan terjadi. Alaa wa inna fil jazadi mudgah ketahuilah, ingatlah kalian, sadarlah kalian, bahwa sesungguhnya di dalam diri kalian inna fil jazadi di dalam jazad semua manusia mudgah, ada segumpal daging inzanu haq, jika kualitas daging itu senantiasa kita cekokin dengan hawa yang baik insanu haq, kalau dia baik, sallu al jazadu kullu, maka seluruh ucapan yang keluar dari seseorang juga akan baik. Kalau sekepal daging ini baik, Insya Allah ucapan-ucapan yang keluar dari mulut seseorang akan baik pula. Gerak-gerik yang dilakukan akan baik karena senantiasa terarah. Wa in fasadath, ingat kata Rasulullah, jika sekepal daging ini jelek, kualitasnya buruk, fasadath wasadath kullu, maka ucapan yang keluar dari seorang itu tidak akan baik, pikiran-pikiran yang akan keluar dari seseorang akan menyakitkan orang. Gerak-gerik yang dilakukan dari seseorang akan membuat orang sengsara, Alaa wahiyal qalbu, apakah segumpal daging itu? Rasulullah mengatakan Alaa wahiyal qalbu dialah itu hati.
Jadi jika hati kita baik Insya Allah ucapan yang keluar dari seseorang itu akan baik pula. Pikiran-pikiran yang muncul dari seseorang itu akan baik dan perbuatan-perbuatan yang muncul dari seseorang akan baik. Akan tetapi sebaliknya, jika hati orang jelek, hati orang busuk, maka yang akan keluar dari orang itu juga akan busuk. Ucapan yang keluar pasti akan menyakitkan orang. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan juga menyengsarakan orang. Pikiran-pikiran yang muncul dari dirinya juga tidak pernah menentramkan orang, karena hatinya jelek.

Nah, dari hadist ini kita bisa mengambil pemahaman bahwa sesungguhnya hati kita itu adalah sumber kepribadian kita. Kalo dia baik, maka baiklah orang itu. Kalo dia jahat maka jahatlah orang itu. Dari hadist ini kita juga memahami bahwa hati adalah pemimpin dan pengarah seluruh perilaku kita. Dia memimpin seluruh perilaku kita, dia memimpin pikiran kita, memimpin ucapan-ucapan kita. Kalo dia jelek, maka dia akan selalu memimpin kita, mengarahkan kita kepada hal-hal yang jelek. Kalo dia baik, Insya Allah dia selalu, atau hati itu selalu mengarahkan kita kepada hal-hal yang baik.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT.
Sesungguhnya hati itu pada awal penciptaannya atau asal penciptaannya itu sesungguhnya dia itu suci. Hati itu fitrah, hati itu cenderung kepada Allah SWT, mencintai Allah SWT, mencintai Rasulullah sebagai Rasul-Nya. Akan tetapi perjalanan waktu yang begitu panjang yang dilalui oleh manusia. Dimana waktu itu dia banyak melakukan dosa, banyak melakukan kekhilafan atau kekeliruan, kemaksiatan kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia sehingga hati yang tadinya bersih, suci, cenderung kepada Allah SWT, itu menjadi kotor, karena dosa-dosa yang kita lakukan. Bila kotoran hati tidak segera kita bersihkan, tidak segera kita hilangkan, dia bisa jadi sakit. Kalau hati kita sudah sakit, maka dia akan malas beribadah, malas berdzikir, malas membaca do’a, malas sholat, malas bersilaturahmi kepada tetangganya, malas semuanya malas, dia malas untuk melakukan kebaikan-kebaikan kalau hati kita sudah sakit. Kalau hati kita sakit, sulit sekali kita menerima nasihat. Nasihat apapun yang diberikan kepada orang yang hatinya sudah sakit itu, tidak akan pernah dia terima, karena hatinya sudah sakit. Nah, bila kondisi tidak segera kita obati, tidak segera kita tangani, tidak segera kita carikan terapinya, maka hati kita bisa menjadi mati, sama seperti manusia. Manusia kalau dia sakit tidak dicarikan obat maka dia akan mati. Kalau mati, tidak akan berguna lagi. Sama juga hati, hati itu kalau dia sakit, tidak dicarikan terapinya, tidak dicarikan obatnya, maka dia akan mati. Kalau hati sudah mati, maka apa yang terjadi, kalau hati sudah mati itu, dia akan menjadi kafir, dia akan melawan Allah SWT, dia akan melawan Rasulullah Saw, dia akan melihat yang baik itu selalu salah. Kalau hati sudah mati dia akan melihat yang salah itu selalu baik. Kalau hati itu sudah mati dia akan selalu melihat yang haq itu bathil, dan yang bathil itu haq. Itu kalau hati sudah mati.

Dalam Al-Qur’an Al Qarim menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya orang munafik itu hatinya sakit. Karena mereka tidak mencarikan terapi kepada hatinya yang sakit itu maka bertambah parah penyakit hatinya, hingga dibawa mati itu penyakit hatinya. Sehingga apa yang terjadi, dia disiksa oleh Allah SWT karena penyakit hatinya yang tidak dapat dicarikan obat. Allah mengisyaratkan di dalam Al-Qur’an:
Fi qulubihim maradan Fasadahumul marada walahum asyabun aliimun bimaa kaanu yaklibun.
Allah mengatakan di dalam hati atau di dalam hati orang-orang munafik itu, ada penyakit, karena tidak dicarikan terapi obat bagi penyakit hatinya, semakin parah sakit hatinya, jadi Allah akan menyiksanya nanti pada hari akhirat.

Penyakit-penyakit hati yang dimaksudkan disini :
Yang pertama yaitu Assyirkubillah, yaitu menserikatkan atau menyekutukan Allah SWT, ini penyakit hati yang berbahaya yang pertama, yang harus kita berhati-hati jangan sampai ini menghinggapi hati kita Assyirkubillah. Maaf menserikatkan dan menyekutukan, menduakan Allah SWT.
Yang kedua : Attakabbur alallahi wa alannas. Takabur, sombong dan angkuh kepada Allah dan kepada sesama manusia. Ini penyakit hati yang kedua yang sangat-sangat berbahaya bagi kesehatan hati kita.
Kemudian penyakit hati yang ketiga yaitu : Alhasadu, penyakit ketiga yang sangat-sangat berbahaya bagi kesehatan hati kita yaitu iri dan dengki kepada sesama manusia secara umum dan sesamanya muslim secara khusus.
Kemudian penyakit yang keempat adalah : Arriya’u, apa yang dimaksud dengan arriyaa’, arriyaa’ itu selalu ingin dipuji, selalu ingin diangkat-angkat. Ini adalah orang riya’. Ini penyakit hati yang sangat berbahaya yang kita harus senantiasa menjauhkan diri darinya. Dan kita memohon kepada Allah SWT, agar dijauhkan dari penyakit-penyakit yang empat ini.

Nah keempat penyakit hati ini, secara terpisah saja mampu mematikan iman di dalam hati kita. Satu saja dari penyakit ini masuk kedalam hati kita, itu mampu membuat hati kita mati, mampu membuat iman kita sakit. Apa lagi kalau sudah terkumpul yang empat ini kedalam diri seseorang, bisa dibayangkan. Satu saja virusnya masuk ke dalam diri kita itu dapat kita bayangkan hati kita bisa menjadi mati. Apa lagi kalau empat-empatnya terkumpul dan menggerogoti hati kita apa yang terjadi? Bisa kita pastikan hati kita parah, dan akan mati, kalau hati sudah mati sebagaimana saya katakan tadi, dia akan melawan Allah SWT, melawan Rasulullah Saw dan melawan kebenaran.

Hadirin sidang majelis ta’ lim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Ada beberapa terapi penyakit hati agar kita dapat sembuh dan sehat atau kita dapat terhindar dari penyakit ini. Ada beberapa terapi yang ingin saya tawarkan kalau memang kita merasa dikena atau terkena penyakit hati ini, ya bisa kita lakukan, kalau pun tidak, kita berharap tidak dihinggapi. Ini yang kita harapkan semoga tidak ada yang dihinggapi. Kalaupun ada yang dihinggapi oleh penyakit hati ini maka mungkin obat ini bisa membantu anda, membantu kita semua.
Yang pertama supaya kita bisa terhindar, supaya kita bisa sembuh atau terhindar dari penyakit hati ini attamassuku bil quranil karim, komitmen kepada Al-Qur’anul Karim. Berpegang teguh pada Al-Qur’anul Karim. Apa yang dimaksud dengan berpegang teguh? Bukan artinya kita pegang Al-Qur'an, kita bawa kemana-mana, bukan juga berarti kita sobek ayatnya, kita jadikan ajimat-ajimat, bukan itu yang diinginkan. Yang dimaksud dengan berpegang teguh dengan Al-Qur'an adalah senantiasa membaca Al-Qur'an, itu yang pertama. Setelah kita membaca Al-Qur'an kita mentadabburi, merenungkan apa kira-kira pesan yang disampaikan oleh ayat yang kita baca. Setelah merenungkan pesan-pesan yang disampaikan, kita mempelajari tuntunannya. Apa tuntunan-tuntunan yang disampaikan oleh ayat itu. Setelah kita mempelajari tuntunan Al-Qur'an, kita mengamalkannya. Kita amalkan Al-Qur'an, setelah kita membacanya, merenunginya, mentadabburinya. Sebab tidak ada gunanya kita membaca, merenungi, tapi tidak diamalkan. Kemudian setelah kita mengamalkan apa yang kita pahami, kita dakwahkan kepada orang lain. Kalo kita sudah berhasil, nikmat bersama Al-Qur'an, kita sudah berhasil berinteraksi dengan Al-Qur'an, maka berikan juga kepada orang lain supaya orang lain juga merasakan nikmatnya. Setelah kita mendakwahkan Al-Qur'an, kita mesti bersabar dalam melaksanakan ajaran Al-Qur'an, itu yang dimaksud dengan komitmen atau berpegang teguh kepada Al-Qur'an. Kenapa kita dianjurkan untuk berpegang teguh kepada Al-Qur'an karena di dalam Al-Qur'an Karim itu banyak sekali faedah-faedah yang bisa kita dapatkan. Allah mengatakan di dalam Al-Qur'an “Ya ayyuhannas kad ja aqqum mau isatan.