Ust. Galih Gumelar

Ust. Galih Gumelar

Obat Hati

Oleh : Ust. H. A. Abdul Hamzah LC, MPDi

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil alamin. Nastainuhu wa nastagfiruh wanauzubillahi min zururi anfusina waa min sayyiati a’maalina man yahdiyallaahu fala mudillalaah, waa ma yudlil fala hali yalah
Asyhaduallailaaha illallah wahdahu laa syarikalah laa hulmulku walahul hamdu
yuhyi wa yumitu wahua alaa kulli syaiin kadir
Waassyaduanna muhammadarrasulullah madudzu rahmatan lil alamatin
basiran wa nasira wa sirajan munira
Allahuma ta salli wa taslim
Hasan nabiyyil karim wa ala alihi wa ashabihi
Waman tabiahum Bi ihsanin Ila yaumiddin

Hadirin dan hadirat
Peserta majelis talim yangg dimuliakan oleh Allah SWT, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, marilah sama-sama mengagungkan Allah,SWT dengan lisan kita yang senantiasa mengucapkan Alhamdulillahi rabbillamin. Dan memuji dan mengagungkan Allah dengan perbuatan yaitu dengan senantiasa meminta pertolongan kepada-Nya dari segala masalah, masakil, muskilat, problem yang kita hadapi. Mengagungkan dan meminta pertolongan kepada Allah diwujudkan dengan senantiasa meminta ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan atau segala kekeliruan kekhilafan yang kita lakukan baik yang kita sengaja ataupun tidak. Mengagungkan dan bersyukur kepada Allah SWT diwujudkan dengan senantiasa berlindung atau memperlindungkan diri kepada Allah atas penyakit-penyakit yang akan menimpa hati kita, atau segala penyakit yang bisa menimpat hati kita. Kita berlindung kepada Allah SWT meminta petunjuk-Nya, meminta arahan-Nya supaya kita dihindari dari penyakit itu.
Kalaupun kita sudah dihinggapi oleh penyakit itu, maka kita minta petunjuk-Nya supaya segera disembuhkan.

Demikian juga memuji dan mengagungkan Allah SWT dengan senantiasa memperlindungkan diri kita kepada-Nya dari segala perbuatan-perbuatan kita yang jelek, perbuatan-perbuatan kita yang buruk, kita berlindung kepada Allah SWT. Sebab siapa saja yang sudah diberikan perlindungan Allah SWT, siapa saja yang sudah diberikan ampunan oleh Allah SWT, siapa saja yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tidak akan ada seorang pun yang mampu menyesatkannya kembali, tidak akan ada seorang pun yang mampu menjadikannya tersesat. Akan tetapi sebaliknya barangsiapa yang tidak diberikan petunjuk, tidak diampuni oleh Allah SWT, maka siapapun saja yang akan memberikan petunjuk kepadanya tidak akan pernah bisa.

Hadirin hadirat majelis ta’lim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Salawat dan salam senantiasa kita persembahkan kehadirat Nabi Besar Muhammad Saw. Putra Abdullah yang telah berjuang sekuat tenaga beliau dengan harta benda beliau dan nyawa beliau agar kalimat ”La ilaha illallah” sampai pada akhir zaman.

Hadirin sidang jamaah ta’lim yang saya hormati
Rasulullah Saw bersabda :
Alaa wa inna fil jazadi mudgah inzanu haq sallu al jazadu kullu wa in fasadath wasadath kullu ala wahiyal qalb.

Hadist Rasulullah ini diawali dengan kata Alaa. Di dalam bahasa Arab kata Alaa itu digunakan untuk menyadarkan orang. Mungkin ada diantara kita yang tidak sadar, dengan menyebut kata Alaa ini urop orang menjadi sadar kembali. Mungkin saja ada diantara kita yang lupa. Maka dengan menyebutkan kata Alaa di dalam bahasa Arab orang kembali ingat Allah. Alaa inna kemudian disambung dengan kata inna artinya apa bahwa informasi yang akan disampaikan Rasulullah ini berita atau warta yang dibawah oleh Rasulullah ini adalah betul-betul akan terjadi dan terjadi. Alaa wa inna fil jazadi mudgah ketahuilah, ingatlah kalian, sadarlah kalian, bahwa sesungguhnya di dalam diri kalian inna fil jazadi di dalam jazad semua manusia mudgah, ada segumpal daging inzanu haq, jika kualitas daging itu senantiasa kita cekokin dengan hawa yang baik insanu haq, kalau dia baik, sallu al jazadu kullu, maka seluruh ucapan yang keluar dari seseorang juga akan baik. Kalau sekepal daging ini baik, Insya Allah ucapan-ucapan yang keluar dari mulut seseorang akan baik pula. Gerak-gerik yang dilakukan akan baik karena senantiasa terarah. Wa in fasadath, ingat kata Rasulullah, jika sekepal daging ini jelek, kualitasnya buruk, fasadath wasadath kullu, maka ucapan yang keluar dari seorang itu tidak akan baik, pikiran-pikiran yang akan keluar dari seseorang akan menyakitkan orang. Gerak-gerik yang dilakukan dari seseorang akan membuat orang sengsara, Alaa wahiyal qalbu, apakah segumpal daging itu? Rasulullah mengatakan Alaa wahiyal qalbu dialah itu hati.
Jadi jika hati kita baik Insya Allah ucapan yang keluar dari seseorang itu akan baik pula. Pikiran-pikiran yang muncul dari seseorang itu akan baik dan perbuatan-perbuatan yang muncul dari seseorang akan baik. Akan tetapi sebaliknya, jika hati orang jelek, hati orang busuk, maka yang akan keluar dari orang itu juga akan busuk. Ucapan yang keluar pasti akan menyakitkan orang. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan juga menyengsarakan orang. Pikiran-pikiran yang muncul dari dirinya juga tidak pernah menentramkan orang, karena hatinya jelek.

Nah, dari hadist ini kita bisa mengambil pemahaman bahwa sesungguhnya hati kita itu adalah sumber kepribadian kita. Kalo dia baik, maka baiklah orang itu. Kalo dia jahat maka jahatlah orang itu. Dari hadist ini kita juga memahami bahwa hati adalah pemimpin dan pengarah seluruh perilaku kita. Dia memimpin seluruh perilaku kita, dia memimpin pikiran kita, memimpin ucapan-ucapan kita. Kalo dia jelek, maka dia akan selalu memimpin kita, mengarahkan kita kepada hal-hal yang jelek. Kalo dia baik, Insya Allah dia selalu, atau hati itu selalu mengarahkan kita kepada hal-hal yang baik.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT.
Sesungguhnya hati itu pada awal penciptaannya atau asal penciptaannya itu sesungguhnya dia itu suci. Hati itu fitrah, hati itu cenderung kepada Allah SWT, mencintai Allah SWT, mencintai Rasulullah sebagai Rasul-Nya. Akan tetapi perjalanan waktu yang begitu panjang yang dilalui oleh manusia. Dimana waktu itu dia banyak melakukan dosa, banyak melakukan kekhilafan atau kekeliruan, kemaksiatan kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia sehingga hati yang tadinya bersih, suci, cenderung kepada Allah SWT, itu menjadi kotor, karena dosa-dosa yang kita lakukan. Bila kotoran hati tidak segera kita bersihkan, tidak segera kita hilangkan, dia bisa jadi sakit. Kalau hati kita sudah sakit, maka dia akan malas beribadah, malas berdzikir, malas membaca do’a, malas sholat, malas bersilaturahmi kepada tetangganya, malas semuanya malas, dia malas untuk melakukan kebaikan-kebaikan kalau hati kita sudah sakit. Kalau hati kita sakit, sulit sekali kita menerima nasihat. Nasihat apapun yang diberikan kepada orang yang hatinya sudah sakit itu, tidak akan pernah dia terima, karena hatinya sudah sakit. Nah, bila kondisi tidak segera kita obati, tidak segera kita tangani, tidak segera kita carikan terapinya, maka hati kita bisa menjadi mati, sama seperti manusia. Manusia kalau dia sakit tidak dicarikan obat maka dia akan mati. Kalau mati, tidak akan berguna lagi. Sama juga hati, hati itu kalau dia sakit, tidak dicarikan terapinya, tidak dicarikan obatnya, maka dia akan mati. Kalau hati sudah mati, maka apa yang terjadi, kalau hati sudah mati itu, dia akan menjadi kafir, dia akan melawan Allah SWT, dia akan melawan Rasulullah Saw, dia akan melihat yang baik itu selalu salah. Kalau hati sudah mati dia akan melihat yang salah itu selalu baik. Kalau hati itu sudah mati dia akan selalu melihat yang haq itu bathil, dan yang bathil itu haq. Itu kalau hati sudah mati.

Dalam Al-Qur’an Al Qarim menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya orang munafik itu hatinya sakit. Karena mereka tidak mencarikan terapi kepada hatinya yang sakit itu maka bertambah parah penyakit hatinya, hingga dibawa mati itu penyakit hatinya. Sehingga apa yang terjadi, dia disiksa oleh Allah SWT karena penyakit hatinya yang tidak dapat dicarikan obat. Allah mengisyaratkan di dalam Al-Qur’an:
Fi qulubihim maradan Fasadahumul marada walahum asyabun aliimun bimaa kaanu yaklibun.
Allah mengatakan di dalam hati atau di dalam hati orang-orang munafik itu, ada penyakit, karena tidak dicarikan terapi obat bagi penyakit hatinya, semakin parah sakit hatinya, jadi Allah akan menyiksanya nanti pada hari akhirat.

Penyakit-penyakit hati yang dimaksudkan disini :
Yang pertama yaitu Assyirkubillah, yaitu menserikatkan atau menyekutukan Allah SWT, ini penyakit hati yang berbahaya yang pertama, yang harus kita berhati-hati jangan sampai ini menghinggapi hati kita Assyirkubillah. Maaf menserikatkan dan menyekutukan, menduakan Allah SWT.
Yang kedua : Attakabbur alallahi wa alannas. Takabur, sombong dan angkuh kepada Allah dan kepada sesama manusia. Ini penyakit hati yang kedua yang sangat-sangat berbahaya bagi kesehatan hati kita.
Kemudian penyakit hati yang ketiga yaitu : Alhasadu, penyakit ketiga yang sangat-sangat berbahaya bagi kesehatan hati kita yaitu iri dan dengki kepada sesama manusia secara umum dan sesamanya muslim secara khusus.
Kemudian penyakit yang keempat adalah : Arriya’u, apa yang dimaksud dengan arriyaa’, arriyaa’ itu selalu ingin dipuji, selalu ingin diangkat-angkat. Ini adalah orang riya’. Ini penyakit hati yang sangat berbahaya yang kita harus senantiasa menjauhkan diri darinya. Dan kita memohon kepada Allah SWT, agar dijauhkan dari penyakit-penyakit yang empat ini.

Nah keempat penyakit hati ini, secara terpisah saja mampu mematikan iman di dalam hati kita. Satu saja dari penyakit ini masuk kedalam hati kita, itu mampu membuat hati kita mati, mampu membuat iman kita sakit. Apa lagi kalau sudah terkumpul yang empat ini kedalam diri seseorang, bisa dibayangkan. Satu saja virusnya masuk ke dalam diri kita itu dapat kita bayangkan hati kita bisa menjadi mati. Apa lagi kalau empat-empatnya terkumpul dan menggerogoti hati kita apa yang terjadi? Bisa kita pastikan hati kita parah, dan akan mati, kalau hati sudah mati sebagaimana saya katakan tadi, dia akan melawan Allah SWT, melawan Rasulullah Saw dan melawan kebenaran.

Hadirin sidang majelis ta’ lim yang dirahmati oleh Allah SWT.
Ada beberapa terapi penyakit hati agar kita dapat sembuh dan sehat atau kita dapat terhindar dari penyakit ini. Ada beberapa terapi yang ingin saya tawarkan kalau memang kita merasa dikena atau terkena penyakit hati ini, ya bisa kita lakukan, kalau pun tidak, kita berharap tidak dihinggapi. Ini yang kita harapkan semoga tidak ada yang dihinggapi. Kalaupun ada yang dihinggapi oleh penyakit hati ini maka mungkin obat ini bisa membantu anda, membantu kita semua.
Yang pertama supaya kita bisa terhindar, supaya kita bisa sembuh atau terhindar dari penyakit hati ini attamassuku bil quranil karim, komitmen kepada Al-Qur’anul Karim. Berpegang teguh pada Al-Qur’anul Karim. Apa yang dimaksud dengan berpegang teguh? Bukan artinya kita pegang Al-Qur'an, kita bawa kemana-mana, bukan juga berarti kita sobek ayatnya, kita jadikan ajimat-ajimat, bukan itu yang diinginkan. Yang dimaksud dengan berpegang teguh dengan Al-Qur'an adalah senantiasa membaca Al-Qur'an, itu yang pertama. Setelah kita membaca Al-Qur'an kita mentadabburi, merenungkan apa kira-kira pesan yang disampaikan oleh ayat yang kita baca. Setelah merenungkan pesan-pesan yang disampaikan, kita mempelajari tuntunannya. Apa tuntunan-tuntunan yang disampaikan oleh ayat itu. Setelah kita mempelajari tuntunan Al-Qur'an, kita mengamalkannya. Kita amalkan Al-Qur'an, setelah kita membacanya, merenunginya, mentadabburinya. Sebab tidak ada gunanya kita membaca, merenungi, tapi tidak diamalkan. Kemudian setelah kita mengamalkan apa yang kita pahami, kita dakwahkan kepada orang lain. Kalo kita sudah berhasil, nikmat bersama Al-Qur'an, kita sudah berhasil berinteraksi dengan Al-Qur'an, maka berikan juga kepada orang lain supaya orang lain juga merasakan nikmatnya. Setelah kita mendakwahkan Al-Qur'an, kita mesti bersabar dalam melaksanakan ajaran Al-Qur'an, itu yang dimaksud dengan komitmen atau berpegang teguh kepada Al-Qur'an. Kenapa kita dianjurkan untuk berpegang teguh kepada Al-Qur'an karena di dalam Al-Qur'an Karim itu banyak sekali faedah-faedah yang bisa kita dapatkan. Allah mengatakan di dalam Al-Qur'an “Ya ayyuhannas kad ja aqqum mau isatan.

0 komentar